Pendidikan Nilai Bagi OMK

Minggu, 5 Agustus 2007

Pendidikan Nilai Bagi OMK

Kita mungkin sering mendengar slogan-slogan yang ditujukan bagi orang muda seperti “generasi muda penerus bangsa”, “kaum muda masa depan bangsa” atau “hari depan ada di pundak kaum muda”. Namun, jika hari ini slogan itu “ditagih” kepada orang muda, maka mungkin jawaban yang muncul adalah jawaban khas orang muda, “emang gue pikirin?”.
Ada “rantai” yang putus dalam proses pembinaan pendampingan yang selama ini dilakukan, yaitu lunturnya nilai-nilai (values) yang perlu diperjuangkan. Orang muda mulai asing dengan nilai kejujuran, tanggung jawab, kemandirian atau solidaritas.


Itulah sebabnya Gereja secara khusus menekankan pentingnya Pendidikan Nilai bagi orang muda Katolik (OMK).
Dikatakan bahwa, “Pengembangan budaya alternatif paling ideal dilakukan melalui pendidikan nilai, khususnya bagi orang muda. Melalui pendidikan itu, mereka diajak, diberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengalami secara nyata makna kehidupan, kasih sejati, pengampunan dan nilai-nilai yang lain” (Nota Pastoral KWI 2004 No. 19)
OMK sendiri menyambut pesan itu dengan memberi fokus khusus pada Pendidikan Nilai sebagai salah satu isu strategis dalam Gerakan Bersama Merintis Keadaban Publik yang dihasilkan dalam Pertemuan Nasional OMK 2005. Rumusan resmi yang dihasilkan dalam moment itu adalah, “orang muda dikhawatirkan akan menjadi semakin individualis, apatis, konsumeris dan bahkan juga hedonis. Faktor penting yang mengakibatkan situasi ini adalah lemahnya pendidikan nilai kehidupan yang diberikan kepada orang muda. Oleh karena itu, agenda memperkuat pendidikan nilai kehidupan bagi orang muda adalah pilihan strategis, demi membuka jalan bagi perubahan menuju keadaban publik. (“Merintis Jalan Menuju Perubahan”, Hasil Pernas OMKI 2005, No. IV.3)
Sebagai sebuah isu bersama, Pendidikan Nilai ini juga dibahas secara mendalam pada Temu Moderatores 2007 (forum yang diselenggarakan oleh Jaringan Kerjasama Antar Komisi Kepemudaan dan Karya Kemahasiswaan se-Regio Jawa Plus, setiap tahun sejak 1992).
Tapi apa sebenarnya “nilai” itu?. Nilai adalah “keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya” atau bisa juga dirumuskan sebagai, “rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan”.
Sedangkan Pendidikan Nilai adalah “pembekalan terhadap seseorang agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam seluruh hidupnya”. (BS. Mardiatmaja).
Dengan pengertian seperti itu, maka tujuan Pendidikan Nilai adalah untuk (1) menerapkan pembentukan nilai dalam hidup, (2) menghasilkan sikap yang mencerminkan nilai-nilai yang diiinginkan dan (3) membimbing perilaku menjadi konsisten dengan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan Nilai yang dilakukan secara konsisten dan tepat (cocok untuk karakter orang muda) niscaya akan membentuk orang muda menjadi sangat kuat dalam memperjuangkan nilai sebelum modernisasi menggerusnya.

Yudhit Ciphardian

Leave a comment